Thursday, July 12, 2012

The Amazing Spiderman


Perbedaan selalu ada, ketika kalian nonton bareng teman, pacar, atau keluarga. Ini yang membuat film menjadi beda juga rasanya. Ketika nonton bareng pacar yang suka banget memperhatikan film, setelah nonton selalu ada preview, standart sih, jalan cerita, casting, effect, dan penilaian keseluruhan. Ketika bareng teman, biasanya telat masuk, nggak lihat bagian depannya, dan banyak komen disepanjang film berlangsung.

Ini yang paling unik, rasanya ingin ketawa terus disepanjang film, padahal nonton The Amazing Spider-man yang nggak ada tiket ketawa terusan, ketawanya jarang-jarang. Yup, nonton sama keponakan cewek kelas 1 SD dan TK A. Pas beli tiket merasa bersalah, niatnya nonton Madagaskar ternyata semua teater isinya spiderman, siap-siap nutupin mata bocah-bocah. 


Telat masuk hampir 30 menit, belum lama duduk, pertanyaan-pertanyaan mulai bermunculan. 
"Ini Spiderman, keberapa, sih?" Si kaka mulai bertanya.
"Sshh..," kata gw supaya dia memelankan suaranya
"Teta, ini spiderman keberapaa? keempat yaa? Spiderman-nya mana?"
Akhirnya gw jawab seadanya, nggak mungkin gw nerangin anak kecil yang nggak mengerti juga film yang ditontonnya ngomong apa sampai detail kalau ini Spiderman beda lagi, "Iya, Spiderman empat."

....
Gw ketawa dan si kaka ikutan ketawa, "Ahahhaa.. ketawa kenapa? emang dia ngomong apa? Spiderman-nya mana sih?" Entah berapa kali gw "sshh" in keponakan gw yang terkadang suaranya lantang dan nggak tahu berapa kali gw menutupi matanya pas adegan Peter dan Gwen berdua. 

Melihat Si adek duduk 'anteng' di sebelah mamanya. Sesekali gw colek, dia cuma senyum terus memegang tangan gw.

Setelah Peter digigit laba-laba dan mulai kelihatan akting sok kerennya, si kaka sebelah gw senyum-senyum sendiri dan malu saat gw liatin. 
"Kenapa, kak?"
"Nggak apa-apa," sambil ketawa malu.
"Ganteng, yaa Spiderman-nya?" Goda gw
"ahahaha.. iyaa!"
Astagaaa anak kecil... rasanya mau ngakak tapi nggak mungkin. Pertanyaan lain pun beberapa kali muncul, seperti itu kenapa?, kok begitu?, Spidermannya yang itu yaa? Dan kalau gw nggak menjawab dia akan bertanya terus.

Film sudah setengah jalan, keponakan mulai nggak betah dan berulang kali menanyakan kapan selesai filmnya. Si adek pun berulang kali bilang kalau saat itu masih siang, memastikan kalau bioskop gelap tapi di luar masih terang. Si kaka mulai takut sama Dr. Connors yang berubah menjadi Lizard. 


Spiderman disukai anak-anak. Tapi jalan cerita film ini memang bukan untuk anak kecil. 

Si adek mulai bersuara.
"Kak, kak.. kok spiderman nggak ke sekolah lagi, sih?"
"Iyaa, kan tadi sekolahnya dirusak sama lizard, guru-grunya juga nggak masuk," jawab kakaknya
"Ihh, kok masuk sekolah, sih? Nanti nggak lulus-lulus, loh." sambil kembali ke senderan bangkunya.
Mendengar dan melihat perbincangan mereka berhasil bikin gw menutup mulut untuk menahan ketawa.

Film selesai, mereka terlihat senang bercampur setengah mengantuk. Karena menjaga apa yang dilihatnya, alhasil, banyak scene yang ke-skip dan gw nggak terlalu mengerti jalan ceritanya. Tapi tetap senang, misi berhasil nonton bareng keponakan. Selanjutnya nonton film kartun yang menyenangkan saja, lah. Hehehe.. 


No comments: