Saturday, July 4, 2015

36 Minggu

Awalnya biasa saja, lama-lama rasanya luar biasa. Hal-hal yang nggak pernah gue rasakan sebelumnya, muncul satu persatu membuat kagum atas segala keajaiban-Nya. Sudah berjalan 36 minggu umur kandungan, makin mendekati waktu, makin ada-ada saja yang terjadi.



Strong Woman
Salah satu sebutan yang bisa merangkum berbagai macam hal yang muncul dimasa kehamilan. Merasa payah belakangan ini karena kenyataannya perut gue sudah nggak bersahabat sama t-shirt yang dulu biasa dipakai. Rasa-rasa aneh mulai bermunculan ketika gue nggak membatasi diri dari kegiatan sehari-hari yang mungkin dulu terasa ringan tapi nggak untuk sekarang. Seperti, jalan ke depan komplek, dengan kebiasaan suka ngebut kalau jalan, sekarang bisa ngos-ngosan, pinggang pegal. Duduk saja juga bisa jadi masalah, pinggang bolak balik bisa bunyi 'bretek', sedangkan kerjaan gue bisa menyita waktu cukup banyak untuk duduk. Salah perhitungan kemampuan berujung perut kontraksi, kalau sudah demikian cuma ingin rebahan karena rasanya kencang, sesak, hadap kanan kiri belum tentu dapat meredakan. Serba salah. Tapi gue bersyukur sampai diumur kehamilan ini, nggak pernah flek apalagi sampai bedrest

Kuping di setting kebal anti-omongan-yang-gitu-deh dengan perbanyak senyum, baca buku Kitab Hamil, nanya kedokter dan kakak-kakak gue, sampai browsing ke website terpercaya. Diumur ini gue sering mendapatkan opini "Kok kecil ya perutnya?", "Nggak keliatan udah mau sembilan bulan", "Bayinya kecil tuh". Tapi kenyataannya, little me sudah mencapai 2,5 Kg, berat yang masih sesuai dengan umur kandungan dan postur tubuh gue. Semakin banyak menanggapi semakin kepikiran, ini kurang bagus untuk mood mama hamil. Jadi, bawa santai saja.

Main-main sama little me (yang suka goyang-goyang di dalam) kadang jadi obat senang yang bikin kecanduan. Gerakannya bisa seperti menendang, gerak terus-terusan bikin perut bergerak 'aneh', ngulet, cegukan, gerakan ilusi hanya gue yang merasakan karena nggak kelihatan diluar dan kayak menggelitik kalau gue lagi rebahan miring, juga ada sundulan maut yang bisa bikin gue sprint ke kamar mandi untuk buang air kecil dan juga bikin nggak bisa napas sejenak. 

Nggak usah heran kalau liat mama hamil ngomong sama perut, itu bentuk komunikasi sama bayinya. Kayak gue janjian sama little me yang penurut, buat ajakan puasa, nggak rewel kalau mamanya lagi kerja (kecuali jam sudah menunjukkan pukul 00.00, dia bisa ngulet bikin nyesek yang akhirnya bikin gue pulang kantor), dan salah satunya lagi janjian nggak bikin kulit gue menghitam diarea leher dan muka. Bawa perut ternyata nggak mudah, hal baru ini kadang membuat gue tertawa. 'Perut offside' punya banyak cerita, dari mentok tembok, ketabrak pintu kulkas, nyangkut dimeja makan, sampai ganjel punggung suami waktu bonceng motor custom-nya.

'Dikerjain' Kerjaan
Siapa yang bilang mama hamil pekerja kalau mulai dekat HPL makin santai kerjanya? Bersyukur kalau bisa seperti itu. Mungkin gue salah satu mama hamil yang lagi nggak beruntung karena harus mempersiapkan segalanya-yang tiba-tiba muncul-harus diselesaikan. Kalau dipikir, sih, kerja sampai pagi, menginap di kantor adalah hal gila yang pernah gue lakukan. Banyak teman kantor lain yang suka teriak-teriak suruh gue pulang menjelang malam tapi yang tahu situasi cuma bisa bilang "jangan capek-capek ya" atau lebih banyak diam. Kehidupan kantor memang agak sulit, serba salah, dan saat ini gue cuma bisa menyelesaikan apa yang harus dibereskan sebelum gue cuti. Ingin lekas menyerahkan form cuti hamil enam bulan (ngarep) rasanya. Fokus sebentar untuk anak dan keluarga tersayang. 

Suami No. 1
Disaat seperti ini, dukungan suami dinomor satukan karena dia satu-satunya tempat yang tahu apa yang sebenarnya dirasakan sama mama hamil. Keajaiban juga akan terjadi, suami bisa sangat berubah sifat maupun perilakunya. Mengapa suami sangat penting disaat seperti ini? 
  1. Suami pasangan SAH kita
  2. Yang di dalam perut anaknya juga
  3. Selalu menenangkan mama hamil dengan caranya masing-masing
  4. Tempat curhat
  5. Suami yang nganterin istrinya kemana-mana
  6. Suami yang menghamili istrinya :p
  7. Menemani lahiran
  8. Suami bayarin lahiran
  9. Makin kebawah makin meracau, hehehe... Intinya, suami punya tanggung jawab penuh juga dengan proses kehamilan ini juga sampai anak tumbuh nanti. 


Keadaan badan mama hamil di usia kandungan 36 minggu

Masih mau bilang kalau mama hamil nyusahin? Mungkin sudah hukum alam seperti itu.
Memang nyusahin, mama hamil yang merasakan kewalahan, yang melihat hanya bisa berkomentar, dan yang berpengalaman tahu cara menjaga mulutnya di depan mama hamil. 
Beri semangat untuk mama hamil bukan rasa kasihan, yang dibutuhkan hanya dukungan dan hidup normal seperti mama sebelum hamil, biarkan mama hamil yang membatasi diri karena dia yang mampu merasakan kemampuannya.

Siapkan mental, semangat menyiapkan segalanya!
Bismillah kuat untuk semua mama hamil diusia kehamilan 36 minggu.


- Little me story, Part 4