Wednesday, March 30, 2011

Syal Merah Saya.

Lampu2 mobil terlalu terang dari arah yang berlawanan, terasa mata saya dipenuhi seluruh cahaya. Memejamkan mata sejenak dan menghalanginya dengan tangan.

Belum terasa jauh, ternyata dibelakang terjadi kecelakaan. Seperti tabrak lari. Mobil itu melaju cepat. Saya takut. Akhirnya lebih memilih meneruskan langkah saya.

Tidak peduli, kasarnya. Tapi jalanan malam ini lebih sepi dari biasanya. Sunyi.

Oh.. Wangi kamar, waktunya beristirahat. Mencoba menghubungi sahabat saya tapi tidak ada balasan. Kemana dia?

Waktu terasa cepat. Pagi dan sudah larut, saatnya saya pulang. Kantor terasa sunyi hari ini tapi tidak untuk jalanan malam ini.

Kecelakaan lagi, kali ini didepan saya. Mencoba lari tapi tidak bisa menghentikan laju mobil. Hey, berhenti!

Tak tega melihat perempuan bersyal merah tergeletak tak berdaya. Sesaat jalanan kembali sunyi. Siapa yang harus dihubungi? Telepon mati total.

Gemetar. memberanikan diri melihat keadaannya. Mencoba menarik badannya ke tepi jalan, wajahnya tertutup syal dan angin dingin meniup2 syal merah saya.



Wednesday, March 23, 2011

Malam untuk Shifa

Kira-kira sudah pukul tujuh sore, gw dan oscy melipir ke kumpulan rumah makan di daerah joglo. Hujan, gerimis malam itu cukup lama.

Buat pengendara motor yang sedang diburu waktu mungkin itu hal yang menyebalkan.


Belum lama kami di situ, lagi melihat-lihat makanan apa saja yang ada, tepat arah jarum jam 12 ke arah jalan raya, ada pengendara motor yang jatuh. Ngga tau penyebabnya apa. Para polisi cepek yang ada disitu langsung bergegas mengangkat si pengendara yang mulai basah kuyup karena hujan dan mulai berteriak kesakitan. Gw melihatnya dari pinggir, oscy mulai maju ke arah jalan raya, tapi gw menarik jaketnya karena gw mikir supaya ngga menghalagi jalan, pasti dia digotong ketempat gw lagi berdiri. Banyak pengunjung yang 'menonton' dari pinggir, tapi setelah si korban diamankan ditempat yang tadi gw berdiri, semuanya bubar.


Selingan kalimat-kalimat yang membuat gw kesel mulai bermunculan.


"Ahh.. Takut ah, ga mau liat"


"Itu tadi ada kecelakaan didepan"


"Cewe ya? Dia sendirian?"


"Tuh.. Tolongin tuh"


Bergeraklah. Bantu. Dimana rasa kemanusiaan kalian? Gw sempat mikir seperti itu.


Gw ngga tega buat ninggalin orang yang lagi kesakitan dan mulai memejamkan matanya, apalagi terkapar depan mata gw.


"Mba.. Mba..", gw coba menepuk pipinya supaya dia kembali sadar.


Matanya kembali terbuka, luka-luka dikakinya lumayan banyak, darah mulai keluar.. Dan gw mulai panik harus gimana.


Pertanyaan pertama gw "kaki tangan bisa digerakin? Bagian mana yang paling sakit?" Untungnya dia masih bisa jawab pertanyaan gw, ngga berani menggerakan kaki kanannya yang dia bilang susah digerakin. Gw coba minta air putih hangat ke salah satu pelayan didalam kios, hanya 'air putih' lumayan lama menunggunya.


Segitu mahalnya kah air putih itu untuk menenangkan sejenak orang yang habis tertimpa musibah?


Pertanyaan kedua gw nanya pelayan disitu, "ada klinik 24 jam deket sini?"


"Wah.. Ngga tau mba"


Memang semua orang jadi agak panik.


Sambil menunggu 'air putih' itu gw coba nanya nama, rumah, dan nomor telepon keluarga yang bisa dihubungi.


Kotak P3K oscy sudah expired, entah dari tahun kapan. Ngga berani bersihin luka, cuma minta betadine ke orang setempat dan menyiram betadine ke seluruh permukaan lukanya.


"Shifa, tenang yaa", kata gw karna melihat dia mulai nangis kesakitan.


Susah sekali menelepon bapaknya, mungkin karena nomor gw yang ngga dikenalnya. Mencoba meneleponnya berulang kali, dan berakhir dengan sms:

Bapaknya shifa yaa? Ini jatoh dari motor, sekarang ada di daerah joglo..

Kalimat yang aneh yaa? Gw mulai deg-degan.. Masih ngga tau harus gimana. Melihat muka oscy juga sepertinya dia merasa begitu.


Mulai tenang, gw berhasil menelepon bapaknya, setidaknya ada keluarga yang sudah tau keadaan anaknya.


Barang-barangnya aman, motornya juga sudah diamankan.


Ada obrolan-obrolan kecil yang lucu kalau gw inget-inget lagi. Intinya, Shifa itu masih sma, pelatih taekwondo, dan untungnya dia bukan tipe cewe yang pendiam, jadi gw masih bisa tau keadaan dan apa yang dia rasakan. Gusi bagian gigi depannya sedikit berdarah, mungkin kepentok sesuatu karena dia ngga pake helm fullface. Sedikit kejujuran kalau dia sempat bengong dimotor sebelum kejadian itu terjadi. Gw cuma bisa bales senyum, menasehati disaat seperti itu mungkin ngga membantu dia untuk tenang, pikir gw.


Kebetulan, ada pengunjung yang baru datang dan dia mengenal shifa. Gw agak lega. Shifa gw serahin ke orang itu.


Beranjak ke sisi yang lain, gw dan oscy si-dengkul lemas-setelah-kejadian-itu, hahahhaa.. Jadi bingung mau makan apa, agak kehilangan selera makan karena masih ngga tega sama shifa walaupun ujung-ujungnya take away makanan juga dan kami lanjut pulang.


Persis di depan jalan menuju rumah oscy, bapaknya menelepon menanyakan letak persisnya rumah makan kejadian itu. B
eberapa jam kemudian, bapaknya sms:
Mba. Trims atas bantuan info anak sy, semoga ALLAH memberikan Rizky/Baroqah atas kebaikan anda,,


Gw, oscy, bernafas lega.

Maaf juga, pak ngga bisa bantu banyak.

Semoga ngga ada luka serius :)


Cepet pulih, Shifa. Biar bisa ngajar taekwondo lagi.