Saturday, March 2, 2013

Labirin Antara Hidup dan Mati


Berlari, memutari tempat yang gw nggak ketahui. Mencoba terus mencari jalan, menelusurinya. Bukan tempat yang biasa gw lewati, tempat ini sangat berbeda. Melihat jalan pintas, sepertinya memang jalan pintas daripada harus berputar lebih jauh walaupun gw nggak tahu tujuannya kemana. Menaiki tangga, melompati beberapa tembok rendah dan terus berlari tanpa henti.

Menemukan jalan namun ada seseorang yang sedang duduk di undakan, sepeda miliknya menutupi jalan kecil dan ada jalan sempit yang nggak mungkin gw lewati karena pagar yang terlalu tajam. Memutar otak untuk bisa terus melanjutkan perjalanan tanpa tujuan ini. Menyapa orang yang nggak dikenal itu, sedikit basa basi yang berakhir dengan jalan kecil terbuka yang ternyata dia tutupi. Berlari kembali. 

Oh, ternyata ada gerbang keluar menuju jalan lain yang terlihat banyak orang. Sebagian orang beraktivitas, sepertinya kenal tapi ternyata nggak kenyataannya mereka menyapa dan gw hanya bisa tersenyum, menjawab beberapa pertanyaan yang terlontar. Ada seseorang, keluar dari pintu kecil di dekat gerbang, dia tersenyum dan meminta gw untuk diam dekat dengannya. Menarik tangan seakan kami sangat akrab. Gw hanya bisa melepaskannya, menolak untuk di dekatnya. Dia menarik kapucon jaket gw namun terlepas, pegangannya tidak terlalu kuat dan hanya bisa membiarkan gw berlari lagi.

Tujuan gw semakin nggak jelas. Berlari menuju tempat yang lumayan ramai seperti berada di pinggir taman besar, berlari di trotoar dengan tembok tanaman. Melihat sekeliling hanyak orang-orang yang nggak dikenal. Terhenti karena ada orang nggak waras mendekati, seperti menggiring gw untuk tidak melewati jalan itu. Berbalik arah, belok ke kanan menghindari orang tadi. Ternyata ada lagi, seperti memberikan tanda kalau gw harus berbelok menghindari orang yang nggak waras lagi. Banyak orang aneh. Berbelok, ada dua jalur, sebelah kiri jalan gelap dan terlihat ada kerumunan orang, terlihat seram, sebelah kanan jalan menuju gerbang sebuah gedung putih yang sangat besar. Terpaksa berlari menuju gerbang itu karena orang yang nggak waras itu menunggu dibelakang dan siap menyerang. 

Masuk ke dalam gerbang, nggak jauh berlari, gerbang tersebut menjadi tinggi dan tertutup rapat disusul dengan suara yang sangat keras. Gw melihat kebelakang, berhenti berlari dan merasa terjebak. 

Apa yang harus gw lakukan sekarang?

Ada salah satu pintu gedung yang terbuka, seperti mengajak gw untuk masuk ke dalamnya. Terlihat lorong panjang seperti memutar gedung itu. Kali ini gw berjalan, melewati lorong itu. Ruangan-ruangan di sebelah kiri terasa aktif, banyak orang dan kegiatan yang berbeda di setiap ruangannya. Mengintip ruangan-ruangan di sebelah kanan seperti pusat dari gedung itu terasa sangat dingin, sepi. Gw mencoba untuk menelusuri ruangan yang ada di sebelah kiri terlebih dahulu. Memang banyak orang tapi nggak satupun yang sadar kehadiran gw. Merasa tidak terlihat gw berlari keluar ruangan dan melihat keadaan sekitar. Mencoba balik mencari pintu masuk tadi, nggak berhasil keluar karena ada rombongan turis yang masuk melalui pintu itu dan meminta gw untuk menemaninya menelusuri ruangan yang ada di sebelah kiri. Terasa aneh, dari rombongan yang masuk tadi hanya tersisa dua orang yang bersama gw, yang lainnya entah ada dimana. Mulai tidak jelas, gw berlari lagi keluar ruangan.

Memberanikan diri masuk keruangan di sebelah kanan. Suasana yang dingin, sunyi, senyap. Sekilas gw melihat orang lewat tapi bermuka pucat dengan tatapan yang kosong. Gw nggak mengerti sebenarnya ini gedung apa. Berjalan melewati ruangan yang hanya terisi satu bahkan nggak ada orang. Semakin dingin, gw seperti merasa nggak hidup lagi. Mencari jalan keluar, pintu yang tadi tapi nggak berhasil.

Gw tersesat.

Entah harus berpikir apa, gw hanya terdiam. Sepertinya gw benar-benar terjebak, nggak tahu jalan keluar, hanya bersama orang-orang dengan tatapan kosong. Mencoba mengingat kembali kejadian-kejadian sebelum gw memasuki gerbang gedung ini. Bagaimana gw diperhatikan dan diingatkan oleh seseorang yang gw nggak kenal namun memiliki hati yang baik. Beberapa orang yang mengajak berbicara dan berkenalan dengan orang. Bagaimana gw bersemangat untuk menelusuri jalan yang nggak gw ketahui. Terasa sangat hidup. 

Hanya ingin kembali merasakan hal itu. Keluar dari ruangan yang dingin ini.

Nggak lama, gedung itu hancur perlahan seperti abu yang tertiup angin. Gw melihat hijaunya rumput lagi, pohon-pohon yang berdiri dengan tegapnya, semilir angin meniup rambut panjang gw yang terurai. Melihat orang-orang yang bisa melihat gw dan melemparkan senyumannya. Melihat lagi seseorang yang sempat melepaskan gw, melebarkan tangannya untuk menerima gw kembali..

jika gw mau.