Wednesday, May 23, 2012

Sedikit Cerita Tentang Mas Didik

Berawal dari sebuah pelatihan di kantor untuk tim artistik, melatih skill untuk mengedit foto yang sesuai dengan majalah masing-masing. Gw masih tergolong anak baru, karena sifat malu gw mungkin gw jarang tahu karyawan lain di gedung berlantai delapan ini. Dalam pelatihan ini gw kenal sama mas Didik, masih belum bisa mengingat beliau duduk disebelah atau dibarisan belakang gw. Mas Didik sangat aktif di pelatihan ini, sharing banyak hal yang beliau tahu, dan bercanda-canda supaya pelatihannya tidak kaku.

Pada saat pelatihan setiap weekend itu, gw bisa melihat hasil-hasil foto untuk majalah Angkasa, salah satunya foto pesawat tempur yang mas Didik foto dari dalam pesawat yang lain, yang akhirnya digunakan untuk bahan pelatihan. Emang dasar gw yang suka bikin semua foto biar terlihat 'bagus' gw edit sesuka hati. Dan gw pun mendapat komen dari mas Didik kalau foto yang gw edit itu nggak sesuai, mulai dari warna pesawat, tambahan awan yang berlebihan, dan langit yang terlalu biru. Memang jadinya biasa saja tapi menurut mas Didik foto itu harus sesuai dengan keadaannya, keadaan langit di ketinggian berapa, keadaan awan, kecepatan pesawat, dan lain sebagainya.

Mungkin itu yang mas Didik pernah share ke gw, memang gw jarang ngobrol bareng, paling ketemu cuma menyapa saja karena redaksinya bersebelahan. Beliau sosok yang periang dan tegas. Sayang sekali gw sudah nggak bisa ketemu lagi sama mas Didik.
Mas Didik, istirahat yang tenang, yaa disisi-Nya.

Mengenang Alm. Didik Nur Yusuf, photographer Majalah Angkasa.
-- Tragedi Sukhoi Superjet100, 9 Mei 2012

No comments: