Kejadiannya belum lama sebelum gw menulis ini. Sekitar jam 21.30 -an, gw menelpon si mama dari kantor, ingin ngobrol biar nggak puyeng. Tumben kakak gw yang menerima, biasanya dia paling males, berbicara sebentar lalu dialihkan ke mama. Ditengah-tengah ngobrol sama mama, tiba-tiba nggak fokus ngobrol apa, ternyata kakak gw pamit mau keluar sebentar. Ngobrol ini itu suami ibu itu meninggal, ini sakit, agak sedih juga, sih harus mendengar cerita itu sedangkan si mama seumuran dengan teman-temannya. Kurang lebih 15 menit, gw kembali lagi mengerjaan kerjaan yang harus dicicil supaya badai deadline hari Senin bisa dilalui.
Masih utak-atik layout majalah, sekitar jam sebelas ponsel berbunyi. Grup keluarga update, kakak gw yang tadi izin pergi, ditabrak motor. Kakak pertama bilang, "Ini mau nyusul ke rs, doain nggak apa-apa.." Sungguh gw sebel bacanya, sebel karena masih jauh dari rumah, sebel berita yang diterima belum lengkap, dan penasaran dengan keadaan kakak, akhirnya gw telepon ke ponselnya. Sepertinya aman, dia bisa menjawab beberapa pertanyaan singkat gw walaupun belom lengkap kronologis kejadiannya. Ngilu juga waktu dia bilang tangan kanannya sakit, nggak bisa dilurusin.
Grup ramai, mulai bermunculan cerita kronologis singkat, update keadaan kakak gw yang sudah di rumah sakit, dan yang lainnya.
Gw masih duduk di kursi kantor. Bingung mau ngapain.
Cuma bisa bilang, "Kakak gw ditabrak motor.. lagi naik sepeda." ke pacar, ke temen kantor.
Ini kedua kalinya kakak gw lagi sepedaan ditabrak motor, kedua kalinya juga sempat nggak sadarkan diri setelah ditabrak. Bedanya, kali ini tersangka kabur, yang sebelumnya mau menolong. Luka pasti tapi Alhamdulillah nggak ada luka yang serius.
Terus semangat nge-gowes, mas. Pastikan sembuh dulu tangan kanannya sebelum mulai gowes lagi.
We love you.
No comments:
Post a Comment