Wednesday, March 30, 2011

Syal Merah Saya.

Lampu2 mobil terlalu terang dari arah yang berlawanan, terasa mata saya dipenuhi seluruh cahaya. Memejamkan mata sejenak dan menghalanginya dengan tangan.

Belum terasa jauh, ternyata dibelakang terjadi kecelakaan. Seperti tabrak lari. Mobil itu melaju cepat. Saya takut. Akhirnya lebih memilih meneruskan langkah saya.

Tidak peduli, kasarnya. Tapi jalanan malam ini lebih sepi dari biasanya. Sunyi.

Oh.. Wangi kamar, waktunya beristirahat. Mencoba menghubungi sahabat saya tapi tidak ada balasan. Kemana dia?

Waktu terasa cepat. Pagi dan sudah larut, saatnya saya pulang. Kantor terasa sunyi hari ini tapi tidak untuk jalanan malam ini.

Kecelakaan lagi, kali ini didepan saya. Mencoba lari tapi tidak bisa menghentikan laju mobil. Hey, berhenti!

Tak tega melihat perempuan bersyal merah tergeletak tak berdaya. Sesaat jalanan kembali sunyi. Siapa yang harus dihubungi? Telepon mati total.

Gemetar. memberanikan diri melihat keadaannya. Mencoba menarik badannya ke tepi jalan, wajahnya tertutup syal dan angin dingin meniup2 syal merah saya.



2 comments:

Sundari said...

weh.. keren ini ih..
fiksi mini dengan ujung klimaks yang mencekam...

*kasih tisue buat ingus*

eta lalala said...

wakkkk.. dikomen penulis paling trendy!! *nyiapinpulpensamakertas